Minggu, 26 Desember 2010

About Linkin Park

Masa kecil
Sejak kecil Chester tertarik di bidang musik, dan inspirasinya adalahDepeche ModedanStone Temple Pilots. Orang tuanya bercerai di akhir1980an, ketika Chester masih kecil. Akhirnya, Chester berusaha bangkit dengan menggunakankokain. Chester akhirnya berhasil mengatasi kecanduannarkobanya. Ia bekerja di restoranBurger Kingsebelum memulai karir sebagaimusisiprofesional.
Karir
Awal karir di Linkin Park
Mulanya, bandXerokesulitan mencari vokalis baru setelah vokalis sebelumnya,Mark Wakefieldkeluar dari band lalu menjadi manajerTaproot. Mereka mendengar tentang Chester, yang berasal dariArizona,Amerika Serikat. Xero langsung mengirimkan sebuah kaset kosong dan meminta Chester untuk merekam suaranya di kaset itu. Chester langsung merekamnya dan mengirimkannya kembali kepada Xero. Band itu terkesan lalu merekrut Chester ke dalam band. Setelah ini, Chester mengganti nama band Xero menjadiHybrid Theory.
Dead By Sunrise
Pada tahun2004-2005, beberapa anggota Linkin Park memilikiside project. Chester tidak ketinggalan. Ia lalu membentuk sebuah band yang bernama "Snow White Tan". Namun, Chester sendiri merubah namanya menjadi "Dead By Sunrise".
Kehidupan pribadi
Chester menikah dengan istri pertamanya, Samantha, pada31Oktober1996. Mereka mempunyai satu anak, namanya Draven Sebastian, lahir pada19April2002. Setelahberceraidengan Samantha, Chester menikahiTalinda Bentley, mantan model majalahPlayboy.
Peran Chester di Linkin Park

* Sebagai vokalis.
* Dalam lagu "Somewhere I Belong", Chester memainkangitar akustik.
* Mengubah nama bandnya, dari "Xero", lalu "Hybrid Theory", "Lincoln Park", dan yang terakhir nama band Chester menjadi "Linkin Park".

Lagu independen
Solo


* "Let Down" - Ditulis oleh Chester sendiri untuk proyek solonya (dirilis tahun2007-2008)
* "Walking In Circles" - dalam album solonya (dirilis tahun 2007-2008)
* "Morning After" - Ditulis oleh Chester sendiri (dirilis tahun2003)

Formasi band Linkin Park

* Chester Bennington–vokalis
* Rob Bourdon–drummer
* Brad Delson–gitaris
* Dave "Phoenix" Farrell–bassis
* Joe Hahn–turntablist,sampling
* Mike Shinoda– vokal,rapper, gitaris ritem, pemainkeyboard,sampling



Hybrid Theory


1. "Papercut"
2. "One Step Closer"
3. "With You"
4. "Points of Authority"
5. "Crawling"
6. "Runaway"
7. "By Myself"
8. "In the End"
9. "A Place for My Head"
10. "Forgotten"
11. "Cure for the Itch"
12. "Pushing Me Away"

Meteora

1. "Foreword"
2. "Don't Stay"
3. "Somewhere I Belong"
4. "Lying from You"
5. "Hit the Floor"
6. "Easier to Run"
7. "Faint"
8. "Figure.09" – 3:17
9. "Breaking the Habit"
10. "From the Inside"
11. "Nobody's Listening"
12. "Session"
13. "Numb"

Minutes to Midnight

1. "Wake"
2. "Given Up"
3. "Leave Out All the Rest"
4. "Bleed It Out" – 2:54
5. "Shadow of the Day"
6. "What I've Done"
7. "Hands Held High"
8. "No More Sorrow"
9. "Valentine's Day"
10. "In Between"
11. "In Pieces"
12. "The Little Things Give You Away"


Minutes to Midnight(Indonesia: "menit-menitmenuju tengah malam") adalahalbum studioke-3 darigrup musikberalirannu metaldariAmerika Serikat,Linkin Park. Album ini berisikan 12 lagu di edisi regulernya dan lagu bonus "No Roads Left" jika memesan melaluiiTunes. AlbumMinutes to Midnightdirilis pada tanggal14Mei2007secarainternasionaldankeesokan harinyadiAmerika Utara.[11]AlbumMinutes to Midnightdirilis setelah selama 4 tahun tidak merilis album studio. Sebelumnya, Linkin Park merilis albumHybrid Theorypadatahun2000danMeteorapada tahun2003. Semua lagu di album ini ditulis oleh Linkin Park.Mike Shinoda,rapperLinkin Park, ikut memproduseri album ini bersamaRick Rubin, mantan anggotaBeastie Boys.[12]DiSiprus, album ini dirilis tanggal10Mei2007.[13]Pada tanggal11 Mei2007, albumMinutes to Midnightdirilis diItalia,Swedia, danJerman.[13]Sementara diAsia, albumMinutes to Midnightdirilis tanggal16Mei2007, atau sehari setelah rilis di AS.[14]Dalam waktu sebulan, albumMinutes to Midnightberhasil meraih penghargaanplatinumdiAS. Kira-kira 624 ribu keping albumMinutes to Midnightterjual tiap minggunya.[15]Penghargaanplatinumini diberikan olehAsosiasi Industri Rekaman Amerika(RIAA) kepada Linkin Park. Angka penjualan ini membuat albumMinutes to Midnightmenjadi album pertama yang memperoleh penghargaan platinum selama tahun 2007. AlbumMinutes to Midnighttotal telah terjual sebanyak 3,3 juta keping di seluruh dunia[16]dan mendapat penghargaandouble platinum.[17]Album ini dimasukkan pula oleh majalahRolling Stonedi peringkat 25 dalam daftar 50 album terbaik tahun 2007.[18]Terdapat dua jenis sampul album ini. Keduanya, yaitusampul edisi regulerdansampul tema kotak perhiasan, memperlihatkan kesemua anggota Linkin Park dengan urutan dari kiri ke kanan sebagai berikut:Chester Bennington,Dave "Phoenix" Farrell,Joe Hahn,Brad Delson,Rob Bourdon, danMike Shinoda. Dalam sampul edisi reguler, semua anggota Linkin Park membelakangikamera. Sedangkan, dalam sampul tema kotak perhiasan, semua anggota band menghadap kamera.Singelpertamanya, "What I've Done", dirilis pada tanggal2April2007, kemudian "Bleed It Out" pada tanggal20Agustus2007, serta singel ketiga berjudul "Shadow of the Day", yang dirilis pada tanggal16Oktober2007. Singel keempatnya adalah "Given Up", yang dirilis pada tanggal3 Maret2008. Singel kelimanya dijadwalkan adalah "Leave Out All the Rest", dan akan dirilis pada bulanJuni 2008.

A Thousand Suns: Album Politis Linkin Park

Linkin Park A thousand suns



A Thousand Suns (album studio)
Band: Linkin Park
Produser: Rick Rubin, Mike Shinoda
Rilis: 8 September 2010
Proses rekaman: 2008-2010
Genre: Alternative rock, nu-metal
Durasi: 47:56 (15 track)
Label: Warner Bros.
Rating: ****


Setelah bertindak cukup drastik di album Minutes to Midnight (2007), Linkin Park kembali mengambil inisiatif mengejutkan di A Thousand Suns, album studio ke empat mereka. Mereka membuat album konsep. Ini merupakan langkah ambisius dan berani bagi band yang sudah sangat hype, bahkan dianggap sebagai salah satu band terdepan dan tipikal nu-metal yang masih eksis namun tengah menghadapi tantangan besar karena genre ini terdengar mulai usang dan sebagian eksponennya mengalami kesulitan mengikuti perkembangan zaman. Di titik ini, Linkin Park bisa dianggap jadi komandan bagi genre rock/alternatif yang bisa bertahan dengan baik di medan peperangan industri musik, bahkan kini kembali menguasai jalannya pertempuran.

Seperti apa konsep di album ini? Mike Shinoda menyatakan, "Bila orang membayangkan album konsep, aku kira mereka membayangkan suatu kisah tertentu---nyaris seperti opera rock atau sesuatu yang bercerita tentang kisah tertentu, mulai dari konflik dan berakhir dengan resolusi. Kami merasa tampaknya pandangan seperti itu bakal sedikit mengekang. Jadi kami memutuskan akan membiarkan konsep itu sebagaimana yang ingin kami bicarakan, lantas membuatnya sedikit lebih abstrak dan lepas." Dalam wawancara dengan MTV, dia menambahkan, "Di album ini, konsepnya ialah gabungan antara gagasan manusia dengan teknologi."

A Thousand Suns merupakan metafora untuk ledakan bom atom. Album ini secara keseluruhan bicara tentang perang nuklir, militerisme, kehancuran, juga efek peperangan pada manusia. Boleh dibilang ini album politis. Maka bebunyian ledakan hebat, dentuman, derit kekacauan, rentetan tembakan, derap pasukan tengah melakukan penyergapan, kericuhan di medan perang, suasana chaos, teriakan marah, jeritan putus asa, suasana panik dan menderu-deru, juga makian kekesalan amat terasa di sini.

Album konsep idealnya didengar dari awal hingga akhir tanpa jeda. Linkin Park mengawali album ini dengan lagu kematian ("The Requiem") yang meski bertempo lambat dan bernada murung, tapi tetap optimistik:
God save us
everyone will be burn
inside the fires of a thousand suns

Lantas dilanjutkan dengan dentuman besar diiringi pernyataan ancaman akan munculnya perang nuklir, berasal dari ucapan Robert Oppenheimer, Direktur Proyek Bom Atom Los Alamos (1943-1945) dan Komisi Energi Atom Amerika Serikat (1946-1953), yang mengutip ucapan Wishnu di Bhagawad Gita: "Now I am become Death, the destroyer of worlds."

Dua intro itu menjebloskan pendengar pada intensitas situasi perang, para tentara yang terhadang kematian, betapa mereka jadi seperti robot yang sudah diprogram melaksanakan perintah untuk mengakhiri kehidupan, meskipun dahulu mereka cinta damai. Semua orang terancam keselamatannya. Tambah lama suasana semakin kacau. Dua lagu di pertengahan album ini menggambarkan situasi dengan sangat emosional. "Blackout" dan "Wretches And Kings" benar-benar penuh dengan kegaduhan bertempo cepat yang muncul dari semua instrumen, terutama turntable, distorsi gitar, dan derap drum; sementara duet Chester Bennington dan Shinoda mewartakan kehancuran dengan hebat. Resolusi di album ini berlangsung dengan mulus; situasi kembali damai, masa-masa gawat telah lewat, dan meyakinkan bahwa ke depan akan lebih selamat. Untuk itu mereka menawarkan lagu bertempo sedang dan balada yang kuat, terutama "The Messenger" yang jadi track penutup; di situ Brad Delson memainkan gitar akustik dengan perlahan-lahan. "Secara harfiah, lagu ini sebenarnya surat kepada anak-anakku betapa aku mencintai mereka," ungkap Bennington pada Yahoo!News. Lagu ini kalem, dalam, dan kembali optimistik:
When life leaves us blind
Love, keeps us kind!
When life leaves us blind
Love keeps us kind!

Kekuatan vokal Bennington menjadi pusat emosi album ini. Dia berteriak, meradang, menjerit, ngotot, sekaligus menyanyi dengan energi dan emosi yang kental. Mereka juga mengambil kekuatan aktivisme dari orasi Mario Savio dan Martin Luther King, Jr. yang menggugah. Secara musikal mereka berbalik lagi ke rap-metal dengan haluan cukup besar; kembali ada banyak sound bites dan berbagai manipulasi bebunyian. Satu-satunya lagu yang disertai solo gitar cukup menonjol hanya "Iridescent." Shinoda kembali banyak ngerap untuk menguatkan situasi, seperti muncul dalam "The Catalyst" dan "Waiting For The End" yang berturut-turut mereka lempar sebagai single dari album ini.

Selama hampir satu jam, A Thousand Suns menjadi karya yang bisa dinikmati secara utuh dan kuat. Mungkin belum sehebat The Dark Side of The Moon (Pink Floyd) atau seberani Radiohead saat bereksperimen dalam Kid A, namun Linkin Park maju selangkah lagi ke jenjang yang lebih dewasa dari tingkat sebelumnya. Ini memuaskan, patut dipuji dan dihargai.

Ini Adalah Video Clip dari album A Thousand Suns yg Pertama kali di rilis oleh Linkin Park:
The Catalyst


Dan Ini Video Clip ke 2 setelah The Catalyst yaitu Waiting For The End yg di rilis dari album A Thousand suns :Waiting For The End